BERHENTI BERTANYA DAN MENGIKHLASKAN KEPERGIAN BAPAK
Sekitar bulan Januari tahun 2021, kondisi mental saya sedang parah – parahnya tidak dalam keadaan baik. Covid dan banyak berita kematian dari saudara, teman, dan keluarga sahabat, terutama saat ibu saya terjangkit covid dengan symptoms yang cukup parah. Saya terlalu larut dan berkepanjangan dengan kesedihan yang dampaknya ke mana – mana. Saya selalu merasa bahwa saya tidak punya lagi tujuan hidup. Untuk apa? Padahal, sekarang saya masih punya keluarga. Tujuan hidup untuk diri sendiri, untuk Ibu, mbak - mbak saya dan mungkin untuk keluarga kecil saya nanti. Masih banyak yang bisa saya jadikan tujuan hidup. Kenapa selama enam belas tahun ini saya hanya terpaku pada kesedihan atas kepergian Bapak. Kenapa saya tidak punya energi lagi untuk memperhatikan diri sendiri dan keluarga saya. Mereka membutuhkan saya, sementara saya makin tenggelam dalam kesedihan. Saya tidak adil memperlakukan diri sendiri dan mereka. Siang itu, saya menangis sejadinya di depan makam bapak. Saya minta maaf kepada