PILIHAN

Salah satu fase perjalanan hidup yang akan kita hadapi adalah saat kita dihadapkan dengan pilihan. Yang pada akhirnya, hakikat hidup ini, adalah memilih. Memilih yang terbaik menurut kita, bisa jadi memilih yang terbaik menurut orang tua, namun yang pasti, semoga dalam pilihan apapun yang kita putuskan, adalah pilihan yang terbaik di mataNya. 

Ada yang hidupnya bahkan tak memiliki pilihan lain, lantas ia bersyukur, maka Allah cukupkan rezekinya. Ada pula yang hidupnya dihadapkan banyak pilihan hingga ia bigung, maka di situlah Allah mengujinya. Barangkali hikmah dari itu semua, terlepas kelak ketika kita tak punya pilihan, atau justru dihadapkan dengan beberapa pilihan, selalu sertakan asma Allah dalam setiap langkah kita, selalu istikharahkan denganNya agar hati senantiasa tenang, dan selalu sebut setiap langkah yang akan kita tuju dalam doa-doa yang dilangitkan. 

Mereka yang tak memiliki pilihan, barangkali pada awalnya menjalaninya dengan keterpaksaaan. Lantas kian hari kian menikmati, hingga akhirnya menjadi terbiasa, yang buahnya adalah kesabaran dan keikhlasan. Dari situlah rezekiNya seringkali hadir tanpa menyapa, tiba-tiba, di waktu yang benar-benar ia minta. 

Mereka yang memilki banyak pilihan, justru seringkali dihadapkan dengan pilihan-pilihan sulit. Butuh waktu yang lama bagi ia mempertimbangkan, menimbang segala dampak baik dan buruknya, lantas dihadapkan dengan pengorbanan yang harus dilakukan saat pada akhirnya pilihan ditentukan. Pada akhirnya, ini bicara tentang kesiapan dan penerimaan, sampai sejauh mana ia bisa berkompromi terhadap apa yang diputuskan sendiri. Dan tentang rasa syukur yang sudah seharusnya ditasbihkan, sebab tak semua orang memiliki kesempatan untuk memilih. 

Kalau suatu hari nanti kita tak punya pilihan, maka ingatlah kisah Ibrahim dan Ismail. Yang tak punya pilihan selain menyembelih yang terkasih. Ingatlah kisah Nuh, yang pada akhirnya harus meninggalkan istri dan anak-anaknya tak turut serta dalam bahtera yang berlayar. Ingatlah kisah Nabi Hud, yang juga meninggalkan istrinya di tengah hujan batu untuk Kaum Tsamud. 

Kalau suatu hari nanti kita memiliki pilihan, maka ingatlah bagaimana Habil dan Qabil diberikan pilihan untuk mempersembahkan Qurban kepada Sang Maha Rahman. Ingatlah kisah saat Sulaiman diberikan pilihan, antara ilmu, harta, atau kekuasaan. 

Sesulit apapun pilihanmu, setidak-adanya pilihanmu, tak sebanding dengan ujian-ujianNya pada orang-orang terdahulu. Jadi? Tetap tenang. Kamu hanya butuh hati yang jernih untuk berpikir, istikharah kepadaNya untuk mententramkan, dan dukungan dari orang-orang tersayang untuk menguatkan.

Komentar

Postingan Populer